Disadari atau tidak dalam setiap pemberontakan, atau yang berjuang atas nama gerakan pembaharuan, setiap gerakan untuk menumbangkan yang lama dan menggantinya dengan yang baru sudah tentu didasari oleh kelemahan-kelemahan dan cacad-cacad dari yang lama, yang akan diberontak itu. dan yang memberontak, yang baru, tentu mengeluarkan janji yang muluk-muluk kepada rakyat.
karena tidak mungkin pemberontakan atau pembaharuan berhasil tanpa dukungan rakayat atau masyarakat, maka rakyat harus diberi janji-janji yang muluk, menonjolkan kelemahan yang lama, semuanya ini hanyalah siasat belaka, atau mungkin janji hati nurani yang dikeluarkan oleh para pemimpin yang setelah berhasil atau maksudnya tercapai, karena mabuk kemenangan, dilupakan secara sengaja atau tidak sengaja janji-janji yang telah dikeluarkannya ketika mereka mendorong rakyat untuk membantu gerakannya. Dan hal ini terus-menerus berulang, Yang berhasil dan menang kemudian menghadpi lagi yang golongan baru yang ingin menunbangkannya, dengan janji-janji yang sama pula, dengan menonjolkan kesalahan dari yang sedang berkuasa, persis seperti ketika pemberontakan atau pergolakan yang pertama atau terdahulu itu terjadi. Dan yang menyedihkan sekali rakyatpun selalu menurut saja dan dapat saja dimakan proganda dan dibodohi olaeh janji-janji muluk yang tak kunjung terpenuhi itu!
kapankah di dunia ini akan muncul pemimpin-pemimpin yang mengatur rakyatnya berdasarkan cinta kasih, kasih sayang dan yanga sama sekali tidak didasarkan untuk memenuhi atau mencapai ambisi pribadi, mengejar kemuliaan, kekayaan, dan kesenangan pribadi?kapankah segala semboyan dan anjuran-anjuran tentang hal-hal yang baik itu bukan hanya sebagai semboyan kosong belaka, melainkan dihayati dan dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari oleh mereka yang mengeluarkan ikrar sebelum tercapai maksudnya, oleh para pemimpin rakyat, sehingga tanpa dianjurkan lagi rakyat sudah dapat melihatnya dan secara otomatis rakayat akan bersikap dan berwatak sama kaya pemimpinya?
pemimpin sama dengan seorang ayah dan rakyat sam dengan anak, setiap perbuatan ayahnya merupakan pendidikan langsung bagi anaknya, sebaliknya apa gunanya seorang aayah berteriak melarang anaknya melakukan sesuatu kalau dia sendiri melakukannya,? apa gunanya para pemimpin menganjurkan rakyat untuk melakukan ini atau itu, kalau mereka sendiri tidak melakukannya? yang penting dalam hidup ini adalah penghayatan dan kelakuan sehari-hari yang dilihat, bukan kata-kata kosong belaka yang dapat saja di keluarkan oleh lidah yang tak bertulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar